Faksimili: Jejaring Arsitek Pra-Sosmed
Oleh: Setiadi Sopandi | Minggu, 5 Maret 2017
Kelompok pertemanan dan profesional cair “Arsitek Muda Indonesia” pada akhir dekade 1980 menggunakan cara khas dalam menyebarkan informasi dan mengumpulkan massa: faksimili. Teknologi “tanggung” ini pernah menjadi sangat penting pada masa internet belum terlalu dapat diandalkan. Jaringan telpon kantor dan rumah masih menjadi sangat diandalkan karena jaringan seluler juga masih sangat terbatas karena memang masih langka dan (tentunya) mahal.
Arsitek Muda Indonesia generasi awal kerap mengadakan acara “Open House”. Acara ini diadakan di sebuah karya arsitektur yang baru jadi hasil karya salah seorang dari arsitek “muda”. Pada acara ini, karya tersebut dibuka untuk umum selama beberapa jam pada hari yang ditentukan sekaligus digunakan sebagai tempat bagi acara presentasi karya maupun diskusi diantara para arsitek. Penyelenggaraan acara seperti ini diadakan dengan spontan oleh para “aktivis” dengan melibatkan kerelaan dan keramahtamahan sang pemilik bangunan/ klien.
Seluruh agenda yang direncanakan pada acara tersebut biasanya dituangkan di dalam selembar (atau dua lembar) faksimili, yang dikirimkan menyebar oleh satu pengirim atau secara berantai. Pengirim biasanya menggunakan fasilitas biro arsitektur tempatnya bekerja, paling sering faksimili ini berasal dari kantor PT. Han Awal & Partners dan disebar berantai oleh kantor Grahacipta Hadiprana, Duta Cermat Mandiri, dan kantor-kantor lain.
Yang menarik dari kegiatan ini adalah bahwa keterbatasan media faksimili tidak menyurutkan kreatifitas dan motivasi para arsitek untuk berekspresi sambil memeriahkan kegiatan ini. Suasana informal dan penuh keakraban, serta canda, sudah tersirat di dalam lembaran-lembaran faksimili Arsitek Muda Indonesia.